Dalam kunjungan saya di Praha, di sana hidup orang Ceko,
Jerman dan Yahudi saling bergandengan, tanpa saling menginjak jari kakinya.
Mungkin mereka tidak saling memahami bahasanya, namun bukankah di pohon yang
besar itu juga terdiri dari Burung yang tak mengerti bahasa Tupai, juga tak
mengerti bahasa Tikus yang mendekam di akar pohon, tapi mereka hidup saling
berkecukupan. (Oskar Kokoschka).
Ada satu yang kurang, bahwa saya tak bisa membayangkan
wajahnya yang mendetail itu. Hanyalah ketika dia meninggalkan meja warung kopi,
sosoknya, pakaiannya, yang masih bisa saya lihat. (Tulis Franz Kafka pada surat
keduanya pada Milena)
Warung Kopi yang ternama adalah Arco, disitu kawan-kawan
berkumpul menghabiskan malam yang hangat, dan memikat, (Celoteh Karl Kraus)
"Di warung kopi itu, karya sastra di buat, di
koreksi, di bicarakan atau berlagak bermain sandiwara keluarga, menangisi
sebuah kehidupan, menyindir kehidupan. Di warung kopi itu, orang-orang makan
dengan mengutang, hidup dan bermalas-malasan untuk mengusir sang waktu",
ungkap seorang pengarang wanita Ceko yang terbunuh tahun 1944, yang juga kawan
Milena Jesenkà.
Penyair Maria Rilke mengungkapkan perihal warung
kopi;...Warung kopi Slavia: tempat berkumpulnya para penyair dan pelukis,
bintang film dan mahasiswa. Sehabis nonton teater, tampak muka-muka murung, dan
bila mereka saling menyapa, tersenyum dengan kejengkelan. Mereka berpakaian
sangat mencolok atau seadanya tanpa banyak menghiraukan, pada penampilan
pertama sulit diketahui kumpulan apa itu. Pertama minum-minum teh atau bir
Budweiser suatu pertanda pembuka, bahwa kesamaan dalam pikiran telah
dicampakkan, makin banyak peminat dan makin maju pembicaraannya, makin lama
makin seru bahwa kemauan puncak bukanlah sebagai kegentingan belaka dan bahwa
mereka tidak duduk berdampingan sebagai khayalannya".
Warung kopi Arco adalah untuk kumpulan orang-orang
Jerman, dan warung kopi Union untuk mangkal sastrawan Ceko, sedang warung kopi
Slavia tempat berkumpul berbagai kelompok netral. Khusus warung kopi Slavia ini
tempatnya yang romantis dekat dengan tempat pertunjukan teater, kantor
penerbitan, atau redaksi koran. Seperti warung kopi di Berlin Cafe Grössenwahn
atau warung kopi Central di Wina. Tempat tempat itu biasa untuk bertemu para
seniman terkenal, sebagai tempat berpolemik satu sama lainnya dan juga
menyebarkan skandal. Warung kopi adalah tempat untuk bersantai, tapi juga
tempat untuk saling membagi berita dan mencari lowongan kerja. Tanpa
memperdulikan asap rokok dan suara bising saling ngobrol, disinilah tumbuh
kelompok seniman, pembuatan program, membaca dan mengedit koran dan bacaan,
menterjemahkan sajak-sajak dan menemukan dunia setiap hari menjadi baru lagi -
warung kopi bisa membangkitkan suasana tersendiri, tanpa melakukan apa-apa dan
memberi daya inspirasi yang mengagumkan.
"Di warung kopi ini, orang berdiskusi, berencana,
berdebat dengan penuh gairah dan koran erotis "La vie parisienne"
berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain. Dan hari-hari berikutnya
lenyap, mirip sebuah bendera rezim dari Batalion" tulis Jaroslav Seifert,
seorang penyair yang menjadi tamu langganan di warung kopi Union.
Warung kopi Slavia
yang paling indah terletak di sungai Moldau dan berhadapan langsung dengan
teater nasional. Rilke dan kawan-kawan penyair lainnya paling suka menikmati di
warung kopi ini sambil memandang sebuah kuil indah disamping kwalitas hidangan
dan pelayanannya sangat baik. Di warung kopi Arco penyair-penyair muda dari
kalangan Praha sendiri mulai bertemu di sini sejak tahun 1908, mereka membaca
majalah-majalah sastra atau melakukan aksi deklamasi dari karya-karyanya anak
muda sendiri. Diantara sastrawan Jerman yang menonjol dan diakui adalah Franz
Werfel, yang dipuji sebagai sastrawan berotak cemerlang. Kelompok
kawan-kawannya antara lain; Willy Haas, Paul Kornfeld, Max Brod, Oskar Baum dan
Franz Kafka. Sebuah karya pertama yang sensasional muncul dalam buku kumpulan
penyair berjudul "Kawan Dunia" (Der Weltfreund). Pada masa sekarang
ini, sudah tidak jamannya lagi sastrawan menggarap karya sastranya siang dan
malam dihabiskan di meja tulis di rumah, tapi mereka bertemu sesama kawannya
dan saling minum kopi menemukan lompatan ide-ide baru, karena koran kadang di
warung kopi itu tak ada, sehingga aroma kopi makin bertambah nikmat. Beberapa
sastrawan Ceko yang ber exil antara lain; Ota Filip (lahir 1930), dengan
berbagai argumennya dengan pemerintah monarki hingga akhir tahun 1960-an, Filip
juga di kejar rezim komunis. Nasib Filip sama dengan Ludvik Vaculik (lahir
1926), harus exil karena dia menuntut dengan membuat sebuah Manifesto 2000 Kata
yang di Ceko sendiri tak boleh di publikasikan, juga romannya berjudul
"Kampak" (Das Beil) yang sudah dipublikasikan ke dalam beberapa
bahasa. Milan Kundera (lahir 1929) dengan memakai paspor Perancis, dia pergi ke
Paris sejak 1981. Penulis berbahasa Perancis ini menjadi populer berkat
karyanya berjudul Ekistensi Ringan Yang Tak Tertahankan (Die unerträgliche
Leichtigkeit des Seins) bahkan karyanya itu menjadi bestseller dunia. Peraih
hadiah nobel sastra dari Cekoslowakia pada tahun 1984 adalah Jaroslav Seifert
(1901-1986) yang memancarkan lampu terang dunia sastra ke luar Cekoslowakia.
Sejak muda dia sebagai penyair yang aktif di partai komunis dan mengadakan
perombakan pada sistem teror dari Stalin. Dia salah satu orang penting dalam
peristiwa musim semi Praha tahun 1968 dan termasuk ikut memberi tanda tangan
pada Charta 77, hingga akhir hayatnya dia aktif di politik. Salah satu sajaknya
dijadikan sebuah lagu Himne keindahan kota.
***
No comments:
Post a Comment