Monday, June 15, 2020

Manuskrip Franz Kafka Mendarat di Pengadilan

(Manuskript asli Der Prozess, Franz Kafka)
Sigit Susanto *

Jika sebuah buku dicekal oleh pengadilan, sepertinya agak biasa, tapi bagaimana dengan manuskrip yang harus berurusan dengan pengadilan? Franz Kafka (1833-1924), sastrawan Yahudi asal Praha tak hanya karyanya yang terus dibicarakan warga dunia, namun warisan manuskrip aslinya juga berkepanjangan hingga kini.

Max Brod (1884-1968) adalah sahabat karib Kafka. Keduanya pernah punya cita-cita sama, yakni kembali ke negeri leluhur mereka di Israel. Niat itu tidak sampai dilakukan oleh Kafka, ia keburu meninggal tahun 1924, karena serangan tuberkulosis. Namun Brod telah membuktikan impiannya. Ketika tentara Nazi masuk Praha tahun 1939, Brod berhasil meloloskan diri. Awalnya ia hendak menuju USA, namun gagal. Akhirnya lewat negeri Balkan dan Konstantinopel, ia berhasil sampai ke Israel. Dalam pelariannya itu ia sambil membawa dua koper kulit. Kedua koper tersebut berisi barang-barang milik Kafka antara lain, manuskrip, sketsa, kartu pos dan dokumen lain. Selain manuskrip yang dibawa Brod, masih ada di pihak-pihak lain. Misalnya, pada Felice Bauer, bekas pacar Kafka di Berlin dan juga Dora Diamant, bekas istri Kafka.

Testamen Berbuah Testamen

Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa Kafka pernah membuat dua testamen kepada, Max Brod untuk membakar beberapa karyanya. Testamen pertama, "Max Brod yang terhormat, milik saya..." (ditulis1920/1921). Testamen kedua, "Max Brod yang terhormat, mungkin..." (ditulis 1922/1923). Isi kedua testamen tersebut intinya menyuruh Brod untuk membakar warisan karya tulisnya, dimana pada testamen pertama hanya menyinggung semua warisan karya yang ditulis tangan, sedang pada testamen kedua tentang karya sastra yang sudah dicetak dengan perkecualian yang berjudul "Meditasi" (Betrachtung) dan termasuk juga pada artikel yang telah tercetak berserakan di orang lain dan prosa-prosa pendek.

Brod melakukan hal yang sebaliknya, bukan membakar karya Kafka, justru menerbitkan. Alasan Brod sederhana, pada sebuah percakapan di kafe niat itu diutarakan Kafka kepada Brod secara lisan. Saat itu Brod langsung menolak. Berarti ia sudah menjawab permohonan Kafka. Pertimbangan Brod setelah Kafka meninggal, jika Kafka memang benar-benar berniat membakar karyanya, kenapa tidak membuat testamen baru dan ditujukan kepada orang lain? Akhirnya Brod lah yang punya hak kuasa atas karya-karya Kafka. Sebagian besar karya Kafka telah ia terbitkan, meskipun tidak semua. Seandainya Brod benar-benar melaksanakan kehendak Kafka, bisa terjadi sastra dunia kehilangan huruf K, artinya, tanpa Kafka. Terbukti karya Kafka menjadi salah satu yang penting di abad 20. Italo Calvino dalam bukunya "The Uses of Literature“ menyebutkan, nama Kafka telah menjadi ikon sastra resmi dengan menetapkannya sebagai kata sifat "Kafkais“(Kafkaesque). Penggemar karya Kafka layak berterima kasih kepada jasa Brod. Meskipun dalam mengumpulkan karya-karya tersebut ia harus mengabaikan rasa malu. Tak jarang ia dicemburui oleh Diamant, yang dituduh untuk kepentingan komersil Brod.

Di Israel Brod berkenalan dengan sesama pengungsi asal Praha bernama Otto Hoffe dan istrinya Ilse Ester Hoffe (1904-2007). Selanjutnya Ester menjadi sekretaris Brod yang bertugas mengedit dan mengoreksi naskah. Karena hubungan keduanya semakin intim, Ester menjadi pacar Brod. Sejak tahun 1945 semua manuskrip Brod dan milik Kafka telah diberikan kepada Ester. Pada 1956 terjadi krisis di terusan Suez, Brod menyimpan manuskrip Kafka pada Safe Deposit Box No: 6588 pada Bank UBS di Zürich, Switzerland. Seluruhnya ada 10 box, 4 berada di Zürich dan 6 ada di Tel Aviv.

Sebelum Brod meninggal tahun 1968, ia sudah memberikan sebuah testamen kepada Ester atas semua karyanya, buku hariannya termasuk semua manuskrip Kafka. Pada 2007 Ester meninggal dunia pada usia 101 tahun dan ia telah memberikan testamen selanjutnya kepada dua anak perempuannya, Eva Hoffe dan Ruth Wisler. Di sinilah testamen berbuah testamen.

Lelang Naskah dan Kepentingan Israel

Pada Januari 2010 ini kedua anak perempuan Ester, Eva dan Ruth bermaksud meminta legitimasi hukum pada pengadilan di Tel Aviv. Tiba-tiba Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional Israel hendak mengambil alih manuskrip Kafka. Pihak pemerintah Israel menganggap karya Kafka sebagai aset budaya nasional yang harus dikuasai dan dilestarikan oleh negara. Pihak pemerintah Israel mendesak agar ke 10 box penyimpan manuskrip Kafka segera bisa dibuka. Termasuk manuskrip Kafka yang dimiliki perorangan dan lembaga arsip. Shmuel Har Noy, dari Perpustakaan Nasional Israel mengemukakan pada koran Jerman Zeit, “The rightful place of the Kafka Papers is the National Library of Israel.”

Reiner Stach, penulis biografi Kafka menuturkan pada koran Jerman Der Tagesspiegel (30/7), Ester pernah menjual surat Kafka yang ditujukan kepada Brod sebanyak 8 halaman seharga sekitar Rp. 1 Miliar (Sfr.120.000) pada seorang yang tak dikenal di Basel, Switzerland. Tahun 1961, perpustakaan Bodleian, Oxford, London juga telah membeli naskah-naskah Kafka. Reiner menyanggah niat Israel yang tiba-tiba hendak menguasai manuskrip Kafka. Di Israel sendiri menurut Reiner, tak ada jalan yang bernama Kafka. Ia menduga masih banyak manuskrip Kafka di bekas rumah Ester di Tel Aviv. Setidaknya ada sekitar 70 surat Diamant kepada Brod. Sumber dari pengkaji karya Kafka mengatakan, ada sebundel amplop bertuliskan “Banyak tentang Kafka.”

Ester dikenal oleh para ahli karya Kafka sebagai orang yang tidak mau bekerjasama. Ia lebih senang menjual manuskrip Kafka pada lelang benda warisan bermutu dunia. Salah satu manuskrip penting yang menjadi sengketa dengan pengadilan di Tel Aviv adalah naskah tulis tangan novel dari Trilogi “Proses” (Der Prozess). Manuskrip ini pernah ditawar oleh pusat arsip Marbach di Jerman seharga hampir 2 juta dolar. Kini banyak ahli dan pemerhati karya Kafka sedang menunggu dengan cemas, kira-kira masih ada karya apa lagi yang tersimpan di box-box bank penyimpan naskah? Harapannya masih akan ditemukan karya terbaru yang bisa menambah khasanah sastra dunia dari tangan Kafka.

Sumber: dari berbagai media bahasa Jerman.

No comments:

Post a Comment