(Manuskript asli Der Prozess, Franz Kafka)
Sigit Susanto *
Jika sebuah buku dicekal oleh pengadilan, sepertinya agak
biasa, tapi bagaimana dengan manuskrip yang harus berurusan dengan pengadilan?
Franz Kafka (1833-1924), sastrawan Yahudi asal Praha tak hanya karyanya yang
terus dibicarakan warga dunia, namun warisan manuskrip aslinya juga
berkepanjangan hingga kini.
Max Brod (1884-1968) adalah sahabat karib Kafka. Keduanya
pernah punya cita-cita sama, yakni kembali ke negeri leluhur mereka di Israel.
Niat itu tidak sampai dilakukan oleh Kafka, ia keburu meninggal tahun 1924,
karena serangan tuberkulosis. Namun Brod telah membuktikan impiannya. Ketika
tentara Nazi masuk Praha tahun 1939, Brod berhasil meloloskan diri. Awalnya ia
hendak menuju USA, namun gagal. Akhirnya lewat negeri Balkan dan
Konstantinopel, ia berhasil sampai ke Israel. Dalam pelariannya itu ia sambil
membawa dua koper kulit. Kedua koper tersebut berisi barang-barang milik Kafka
antara lain, manuskrip, sketsa, kartu pos dan dokumen lain. Selain manuskrip
yang dibawa Brod, masih ada di pihak-pihak lain. Misalnya, pada Felice Bauer,
bekas pacar Kafka di Berlin dan juga Dora Diamant, bekas istri Kafka.
Testamen Berbuah Testamen
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa Kafka pernah
membuat dua testamen kepada, Max Brod untuk membakar beberapa karyanya.
Testamen pertama, "Max Brod yang terhormat, milik saya..."
(ditulis1920/1921). Testamen kedua, "Max Brod yang terhormat,
mungkin..." (ditulis 1922/1923). Isi kedua testamen tersebut intinya
menyuruh Brod untuk membakar warisan karya tulisnya, dimana pada testamen
pertama hanya menyinggung semua warisan karya yang ditulis tangan, sedang pada
testamen kedua tentang karya sastra yang sudah dicetak dengan perkecualian yang
berjudul "Meditasi" (Betrachtung) dan termasuk juga pada artikel yang
telah tercetak berserakan di orang lain dan prosa-prosa pendek.
Brod melakukan hal yang sebaliknya, bukan membakar karya
Kafka, justru menerbitkan. Alasan Brod sederhana, pada sebuah percakapan di
kafe niat itu diutarakan Kafka kepada Brod secara lisan. Saat itu Brod langsung
menolak. Berarti ia sudah menjawab permohonan Kafka. Pertimbangan Brod setelah
Kafka meninggal, jika Kafka memang benar-benar berniat membakar karyanya,
kenapa tidak membuat testamen baru dan ditujukan kepada orang lain? Akhirnya
Brod lah yang punya hak kuasa atas karya-karya Kafka. Sebagian besar karya
Kafka telah ia terbitkan, meskipun tidak semua. Seandainya Brod benar-benar melaksanakan
kehendak Kafka, bisa terjadi sastra dunia kehilangan huruf K, artinya, tanpa
Kafka. Terbukti karya Kafka menjadi salah satu yang penting di abad 20. Italo
Calvino dalam bukunya "The Uses of Literature“ menyebutkan, nama Kafka
telah menjadi ikon sastra resmi dengan menetapkannya sebagai kata sifat
"Kafkais“(Kafkaesque). Penggemar karya Kafka layak berterima kasih kepada
jasa Brod. Meskipun dalam mengumpulkan karya-karya tersebut ia harus
mengabaikan rasa malu. Tak jarang ia dicemburui oleh Diamant, yang dituduh
untuk kepentingan komersil Brod.
Di Israel Brod berkenalan dengan sesama pengungsi asal
Praha bernama Otto Hoffe dan istrinya Ilse Ester Hoffe (1904-2007). Selanjutnya
Ester menjadi sekretaris Brod yang bertugas mengedit dan mengoreksi naskah.
Karena hubungan keduanya semakin intim, Ester menjadi pacar Brod. Sejak tahun
1945 semua manuskrip Brod dan milik Kafka telah diberikan kepada Ester. Pada
1956 terjadi krisis di terusan Suez, Brod menyimpan manuskrip Kafka pada Safe
Deposit Box No: 6588 pada Bank UBS di Zürich, Switzerland. Seluruhnya ada 10
box, 4 berada di Zürich dan 6 ada di Tel Aviv.
Sebelum Brod meninggal tahun 1968, ia sudah memberikan
sebuah testamen kepada Ester atas semua karyanya, buku hariannya termasuk semua
manuskrip Kafka. Pada 2007 Ester meninggal dunia pada usia 101 tahun dan ia
telah memberikan testamen selanjutnya kepada dua anak perempuannya, Eva Hoffe
dan Ruth Wisler. Di sinilah testamen berbuah testamen.
Lelang Naskah dan Kepentingan Israel
Pada Januari 2010 ini kedua anak perempuan Ester, Eva dan
Ruth bermaksud meminta legitimasi hukum pada pengadilan di Tel Aviv. Tiba-tiba
Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional Israel hendak mengambil alih manuskrip
Kafka. Pihak pemerintah Israel menganggap karya Kafka sebagai aset budaya
nasional yang harus dikuasai dan dilestarikan oleh negara. Pihak pemerintah
Israel mendesak agar ke 10 box penyimpan manuskrip Kafka segera bisa dibuka.
Termasuk manuskrip Kafka yang dimiliki perorangan dan lembaga arsip. Shmuel Har
Noy, dari Perpustakaan Nasional Israel mengemukakan pada koran Jerman Zeit,
“The rightful place of the Kafka Papers is the National Library of Israel.”
Reiner Stach, penulis biografi Kafka menuturkan pada
koran Jerman Der Tagesspiegel (30/7), Ester pernah menjual surat Kafka yang
ditujukan kepada Brod sebanyak 8 halaman seharga sekitar Rp. 1 Miliar
(Sfr.120.000) pada seorang yang tak dikenal di Basel, Switzerland. Tahun 1961,
perpustakaan Bodleian, Oxford, London juga telah membeli naskah-naskah Kafka.
Reiner menyanggah niat Israel yang tiba-tiba hendak menguasai manuskrip Kafka.
Di Israel sendiri menurut Reiner, tak ada jalan yang bernama Kafka. Ia menduga
masih banyak manuskrip Kafka di bekas rumah Ester di Tel Aviv. Setidaknya ada
sekitar 70 surat Diamant kepada Brod. Sumber dari pengkaji karya Kafka
mengatakan, ada sebundel amplop bertuliskan “Banyak tentang Kafka.”
Ester dikenal oleh para ahli karya Kafka sebagai orang
yang tidak mau bekerjasama. Ia lebih senang menjual manuskrip Kafka pada lelang
benda warisan bermutu dunia. Salah satu manuskrip penting yang menjadi sengketa
dengan pengadilan di Tel Aviv adalah naskah tulis tangan novel dari Trilogi
“Proses” (Der Prozess). Manuskrip ini pernah ditawar oleh pusat arsip Marbach
di Jerman seharga hampir 2 juta dolar. Kini banyak ahli dan pemerhati karya
Kafka sedang menunggu dengan cemas, kira-kira masih ada karya apa lagi yang
tersimpan di box-box bank penyimpan naskah? Harapannya masih akan ditemukan
karya terbaru yang bisa menambah khasanah sastra dunia dari tangan Kafka.
Sumber: dari berbagai media bahasa Jerman.
No comments:
Post a Comment